“Mr. Nightmare and Miss Freak”
Terjadi
pembunuhan tragis pada sabtu, 10 Agustus 2013. Jasad diketemukan di dalam
locker dengan keadaan sudah termutilasi. Ditemukan dompet disekitar korban,
diduga korban bernama Pradita Siena. Seorang mahasiswi Universitas Garuda.
“Pradita?”
Tanya Alle dengan nada bingung
“Pradita
meninggal dengan keadaan dimutilasi dan dimasukkan ke locker?” Tanya papa Alle
“Iya
pa..” Tangis Alle
“Kok
bisa? Kemarin bukannya kamu ada kuliah malam ya?” Tanya papa Alle
“Iya
pa.. Tapi emang Alle sama Pradita ngga pulang bareng” Jelas Alle
“Ya
sudah.. Lebih baik sekarang kita hadir ke pemakaman Pradita.. Kamu ajak
sekalian teman-teman kamu.. Kita langsung ke rumah nya saja” Ajak papa Alle
“Iya
pa.. Ini Alle lagi ngehubungin temen-temen Alle” Jawab Alle
“Guys,
udah pada tau kabar duka dari Pradita?” Tanya Alle dalam sebuah percakapan di
telephone genggamnya.
“Iya
gue juga denger kabar duka nya lle, gak nyangka banget.. Padahal kemarin dia
gak kenapa-kenapa loh di kampus?!” Balas Kiki (Salah seorang teman Alle)
“Iya..
mana tragis bener pula itu pembunuhannya” Balas Arnold (Pacar Alle)
“Iya..
Ya udah sekarang kita kumpul ke rumah Pradita untuk ngiringin dia ke rumah
terakhirnya (Pemakaman)” Balas Alle
Satu
dari mereka telah tiada. Apa dan siapa pelakunya?
Salah
satu dari mereka yang hadir ke pemakaman Pradita terlihat aneh, Perempuan yang
menggunakan baju vintage layaknya tahun 80an dengan mengenakan kacamata. Ia
tampak terlihat aneh!
“Ngapain
loe kesini? Ini pemakaman! Bukan ajang fashion show tahun 80an!!”
“Alle!
Cukup! Ini pemakaman! Semua orang berhak hadir di sini termasuk Chatrine!”
Balas Arnold
“Kok
elo jadi belain dia sih say?” Tanya Alle
“Maaf,
kalau kehadiran saya disini menggangu kalian. Tapi saya hanya ingin ikut
mendoakan Pradita teman kita” Balas Chatrine
“Temen?
Hahaha! Loe itu gak pantes temenan sama kita!” Balas Felly (Teman Alle)
“sssttt!”
seruan mereka yang hadir ke pemakaman Pradita.
Setelah
acara pemasukan peti Pradita, pemakaman itu tampak sepi seperti biasanya. Kini
hanya ada satu sosok yang amat misterius berdiri di samping batu nisan Pradita.
“Satu
dari kalian sudah mati! Masa lalu adalah serpihan bagi Masa depan!”
Sosok
itu pun pergi meninggalkan pemakaman dan pergi ke suatu tempat. Tampaknya
tempat itu adalah kediaman sang sosok misterius itu. Setelah ia memasuki rumah
tersebut, ia langsung masuk menuju kamar tidur. Rupanya, di kamar tidur nya ada
tempat yang orang lain tidak mengetahui akan keberadaan tempat tersebut.
Pintu
ruangan bawah tanah itu tertutupi oleh karpet lembut berwarna merah. Ruangan
itu sangat aneh. Banyak terdapat foto-foto sahabat lama dan satu dari mereka
telah tertusuk jarum.
Ruangan
itu tampak rapi tidak seperti letak nya yang di bawah tanah. Dinding ruang tersebut
berwarna cream, ruangan itu tidak terlalu besar, cukup nyaman untuk dijadikan
ruang kerja.
Tidak
banyak perabotan yang ada di dalam ruangan tersebut. Hanya saja, banyak
benda-benda aneh yang ada di atas meja.
Diatas
meja tersebut terdapat album foto lama, foto dimana persahabatan yang dibangun
dari kecil hingga dewasa. Di atas meja tersebut terdapat pula sebilah pisau dan
jarum-jarum yang berserakan.
Sosok
misterius itu sedang memandangi album foto tersebut dan menusukkan jarum ke dua
tepat di kepala Sang model cantik, dan angkuh.
“Felly
Keyshanara! Hahaha kamu lah yang selanjutnya!” Tawa sosok misterius itu sambil
melemparkan pisau yang berada di atas meja tersebut ke sebuah foto seorang
perempuan (Foto Felly)
Entah
apa yang menyebabkan sang sosok misterius ini menjadi benci kepada persahabatan
Allesia, Pradita, Felly, Kiki, Ana, dan pacar Allesia yaitu Arnold.
Kabar
duka yang terjadi pada Pardita sontak membawa nama Universitas Garuda ini
melambung tinggi. Bukan karna prestasi ataupun pelajarnya, namun karna berita
kematian salah satu siswi mereka.
Kini
Universitas Garuda menjadi tempat yang sangat misterius dan mengerikan. Sekolah
ternama dan mahal hanyalah perkataan belaka. Namun kenyataannya?
“Pa,
tolong hentikan kuliah jam malam sih” Pinta Alle
“Papa
tidak bisa sayang.. Memang sekolah itu papa yang punya, tapi tolong lah..
Tolong kamu jangan seenaknya saja! Komite sekolah mengadakan kuliah jam malam
juga sudah mempunyai banyak alasan yang masuk akal dan tidak semudah itu saja untuk
menghentikan jadwalnya.” Jelas papa Alle
“Tapi
Alle takut pa.. Alle gak mau hal yang terjadi sama Pradita terulang kembali”
Balas Alle
“Alle!
Papa yakin, itu tidak akan terulang kembali. Kalau kamu takut, biar besok saat
kamu ada jam kuliah malam kamu minta antar sopir.” Jelas papa Alle
“Iya
pa..” Balas Alle dengan nada lesu.
Sang
misterius seperti sudah menyiapkan semuanya. Jam kuliah malam pun tiba
“Anak..anak..
Untuk tugas lusa, kalian mengerjakan tugas halaman 183 bagian A dan B... Lusa
akan ibu check dan ibu nilai.. Barang siapa yang tidak mengerjakan maka tidak
akan ibu beri nilai. Kalau begitu ibu rasa cukup untuk belajar hari ini dan ibu
akhiri selamat malam dan terima kasih”
“Iya
bu...” Jawab murid-murid
“Chatrine!”
Panggil Arnold
“Iya,
Arnold.. Ke..ke..na..pa?” Tanya Chatrine
“Gak
usah gugup juga lagi.. Loe terlihat cantik deh malem hari ini”
“Te..terima..
ka..ka..sih..” Jawab Chatrine
“Mmm..
Tadi ada tugas lho..”
“Oiya,
tugas kamu mau ngga aku yang ngerjain?” Tanya Chatrine
“Loe
yang nawarin loh ini.. Dengan senang hati mau dong.. Thanks ya” Balas Arnold
“Iya..”
“Tugas
kita juga loe yang ngerjain ya cupu!!” Bentak Felly
“Nih
buku-bukunya!” Sambung Ana sambil mengumpulkan buku-buku mereka ke Chatrine
“Awas
sampe gak loe kerjain!” Ancam Alle
“Iya..
Iya aku bakal kerjain tugas kalian juga kok” Balas Chatrine
“Udah
yuk guys.. Mending sekarang kita balik dan gak usah mikirin lagi tugas ini..
kan ada si cupu... hahaha” Ajak Ana
Setelah
murid-murid kuliah jam malam pulang, Kampus itu tampak sangat sepi dan gelap
“Damn!
Ini mobil kenapa harus mogok sih? Apa nya pula? Mana sepi and gelap bener..
Aduh.. mana ya HP gue? Oh no.. HP gue ilang!! Tapi seinget gue tadi di meja gue
geh.. Sebelah gue kan si cupu! Apa si cupu ya yang ngambil HP gue? Damn!! Liat
aja si cupu besok!”
“Ini
HP loe?” Sosok misterius itu memperlihatkan HP tersebut ke Felly
“Aaaakk!
Nightmare!! Loe siapa? Sini! Balikin HP gue!!” Teriak Felly
“Iya...
Emang gue Mr. Nightmare!! Loe mau teriak gimanapun juga silahkan! Gak akan ada
yang nolongin elo!” Balas Mr. Nightmare
“Jadi,
loe yang ngebunuh sahabat gue?” Tanya Felly
“Iya!
Kenapa? Loe gak suka? Gue lebih gak suka! Gue terlalu sakit hati sama kalian!
Kalian terlalu sering ngebully gue! Masa
Lalu adalah Serpihan Masa Depan!” Bentak Mr. Nightmare sambil
menggoreskan pisau nya ke muka Felly
“Aaaakk!!
Sakiit!! Loe Andi? Andi.. Please maafin gue.. Gue emang sering ngebully elo..
Tapi please itu kan masa lalu!” Teriak Felly
“Gak
perduli! Yang gue mau sekarang adalah elo dan sahabat-sahabat loe mati ditangan
gue!!” Balas Mr. Nightmare dan akhirnya Mr. Nightmare memenggal kepala Felly
menggunakan pisau nya hingga kepala Felly kini benar-benar terlepas dari badan
Felly.
Akhirnya
Mr.Nightmare pergi dan meninggalkan jasad Felly dengan menutupinya menggunakan
foto-foto sahabat lama dan sebuah kertas.
Keesokan
harinya polisi telah menemukan semuanya. Dan kini bukti-bukti tersebut telah
dipegang oleh Arnold karna polisi dan tim Forensik sudah dua kali tidak
berhasil menemukan sidik jari ataupun jejak-jejak dari sang pembunuh.
Arnold,
Allesia, Kiki, dan Ana mulai merasa ketakutan. Mereka mengumpulkan bukti-bukti
yang mereka rekap dalam sebuah file.
“Andi!
Ya.. Sepertinya Andi yang udah neror
hubungan kita.. Kalian inget gak, waktu SMP sampe SMA kita sering ngebully dia
dan di kertas ini tertulis “MASA LALU
ADALAH SERPIHAN MASA DEPAN” inget guys.. Ini hasil print out! Andi
paling sering kan kalo dikit-dikit print out.. dikit-dikit print out” Jelas
Alle
“Iya
bener! Gak salah lagi ini! Andi juga yang dari dulu kita suruh-suruh buat
ngefotoin kita” Perjelas Arnold
“Eh,
bentar dulu deh guys.. Kalian mesti inget juga.. Saat kita Kuliah ini, kita
lebih sering ngebully si cupu itu loh.. Si Chatrine” Balas Kiki
“Tapi
gak mungkin si cupu itu berani ngelakuin hal seperti ini ke kita.. Lagi pula
ini masa lalu!” Balas Arnold
“Bener
juga kata Kiki loh say.. Kok loe jadi sering belain dia sih? Inget say, dia itu
cuma benalu bagi keluarga gue! Dia cuma anak cupu yang dapet beasiswa dari dulu
SD di sekolah punya orang tua gue!” Balas Alle dengan nada marah.
“Nah,
dia kan dari dulu SD juga bareng sama kita terus” Perjelas Ana
“Ada
dua orang yang patut kita waspadai!” Balas Kiki
“Tapi
gue tetep gak yakin kalo ini semua akal-akalanya si cupu itu!”
“Arnold!
Come on! Bisa aja yang ngelakuin itu si Andi dan si cupu itu dalang dari semua
ini!” Sambung Alle
“Bisa
jadi guys..” Balas Ana dan Kiki
Andi?
Siapakah sebenarnya Andi? Flashback...
Andi
adalah lelaki berambut lurus dengan tubuh yang sedikit tambun. Ia sering
mendapatkan cacian dan makian dari Allesia, Arnold, Kiki, dan Ana. Andi sekelas
dengan mereka sudah dari SD sampai SMA, hingga akhirnya mereka berpisah dengan
Andi karna Andi meninggal dunia diakibatkan kecelakaan yang tidak pasti apa
penyebabnya.
Lalu,
siapa yang melakukan teror ini? Chatrine? Perempuan yang terkenal dengan ke
udikan nya dan ke cupuan nya mampu melakukan hal seperti ini?
Pisau
merah penuh dengan darah milik Mr. Nightmare kini telah ia cuci dan pisau itu
sudah bersih seperti biasanya. Jacket kulit tebal dan berwarna coklat itu di
lepaskannya dari tubuhnya dan digantungkannya di sebelah lemari Ruangan Bawah
Tanah.
Tampaknya
sosok Mr. Nightmare ini sedang memandangi album foto dan ia mengetik lalu di print
out nya tulisan itu, tulisan seperti biasa, tulisan yang selalu ada saat ia
selesai membunuh sang korban, tulisan itu bertuliskan “MASA LALU ADALAH SERPIHAN MASA DEPAN”.
Kini
ia menancapkan jarum ketiga nya tepat di perut Seorang wanita cantik, yang
menjadi tangan kanan Allesia Stefani karna saking akrab nya hubungan mereka.
“Hahaha!
Kiki Rusdiwansyah! Kamu yang selanjutnya dengan perut terbelah dari tubuh mu!!
Hahaha” Tawa sang Mr. Nightmare dengan menancapkan pisau bersihnya ke foto
Kiki.
Kuliah
malam pun diberhentikan. Para dosen dan murid-murid masih merasa trauma dengan
kejadian yang terjadi pada Pradita dan Felly.
Karna
jam kuliah diganti pagi, akhirnya para murid-murid pulang jam 14.00. Seperti
biasa, Arnold, Allesia, Kiki, dan Ana masih ingin jalan-jalan setelah pulang
kuliah.
Akhirnya
mereka sepakat untuk ngobrol-ngobrol di salah satu Mall dekat dari Universitas
Garuda. Setelah beberapa jam mereka disana, mereka pun meninggalkan tempat
tersebut dan berniat untuk pulang. Allesia bersama dengan Arnold, Ana dijemput
oleh pacarnya, dan Kiki pulang sendirian.
Karna
Kiki tak ingin terjebak macet, Kiki pun memilih untuk melewati jalan Kenangan
yang melintasi Universitas Garuda. Sebenarnya Kiki merasa takut untuk melewati
Universitas Garuda sendirian, tapi karna ia mengendarai mobil, ia merasa ia
akan aman dan baik-baik saja.
Saat
melintasi Universitas Garuda jalanan memang terasa sepi karna warga sekitar
juga masih takut akan kejadian yang terjadi pada malam hari di Universitas
Garuda.
“Gue
gak boleh takut.. tinggal gue gedein ini volume musik dan melaju kencang..
yeah!”
“Akkkk...”
Teriak Kiki sambil mengklakson orang yang hampir ia tabrak.
Kiki
pun keluar dengan hati yang penuh ketakutan. Kiki ingin memastikan bahwa orang
yang hampir ia tabrak tidak kenapa-kenapa.
“Loh,
tadi perasaan ada orang deh..”
“Iya..
Ini aku.. “
“Loe
siapa?” Tanya Kiki
“Orang
yang selalu kalian bully! Kalau Felly memanggil ku Mr. Nightmare!” Jelas Mr.
Nightmare
“Mau
apa loe? Jangan aneh-aneh atau gue bakal teriak ini!” Ancam Kiki
“Kiki
Rusdiwansyah! Silahkan aja loe teriak! Gak bakal ada yang mau nyelametin hidup
loe! Alle? Arnold? Ana? Mereka cuma mau manfaatin elo aja! Dan sekarang gue
yang akan ngebunuh elo! Hahaha! Masa
Lalu adalah Serpihan Masa Depan” Jelas Mr. Nightmare.
Dengan
suara sabetan yang cukup terdengar, darah segar dan merah keluar dari perut
Kiki. Kini, tubuh Kiki sudah terbelah menjadi dua dan ia sudah tak bernyawa.
Dan
seperti biasanya, Mr. Nightmare meninggalkan foto-foto hubungan persahabatan
dengan tulisan hasil print out yang bertuliskan Masa Lalu adalah Serpihan Masa Depan dengan ditambahkan “By
: Mr. Nightmare”.
Berita
duka cita kembali terisar di televisi, dunia maya, ataupun koran dan
sebagainya. Semua terjadi di tempat yang berbeda namun dalam satu lingkup
yaitu, Universitas Garuda.
Pradita
Aurora meninggal di locker, Felly Keyshanara meninggal di parkiran mobil, dan
sekarang Kiki Rusdiwansyah meninggal tepat di depan gerbang Universitas Garuda.
“Damn!
Kenapa harus persahabatan kita sih yang di perlakukan seperti ini?”
“Sabar
Alle.. Kita juga gak tahu mesti gimana lagi?!” Jelas Ana
“Guys,
tadi polisi ngasih ini ke gue” Sambung Arnold dengan menyodorkan seberkas map
dengan berisikan foto-foto persahabatan mereka dan hasil print out yang
bertuliskan Masa Lalu adalah Serpihan
Masa Depan By : Mr. Nightmare.
“Habis
ini mau siapa lagi yang harus pergi? Gue bisa gila kalo kaya gini terus! Gue
gak mau juga kalo gue mati tertekan guys!” Tangis Alle
“Udah
tiga hari berturut-turut guys! Terus nanti malem mau siapa lagi?” Tanya Arnold
dengan nada penuh kekhawatiran.
“Arggg!!
Shut your mouth!! Pusing gue!! Gue udah terlalu tertekan dengan keadaan ini
guys!!” Bentak Alle.
“Alle!!
Ini kantin!! Malu kalo loe teriak-teriak gak jelas kaya gini!” Balas Ana
“Gini
aja guys... Nanti malem, kita nginep di rumah Alle aja! Setuju?” Ajak Arnold
“Iya..
gue mau.. gue juga takut mati yang gak layak seperti itu guys!” Balas Ana
“Terserah
kalian aja.. gue sih boleh-boleh aja kalo kalian pada mau nginep di rumah gue”
Sambung Alle
Dibalik
ke khawatiran Arnold, Alle, dan Ana, sang Mr. Nightmare malah sedang mengetik
sebuah kata-kata dan langsung ia print out.
“Hidup berawal dari mimpi.. Tapi mimpi membuat semuanya menjadi Nightmare!
Aku terlalu bermimpi untuk
mendapatkanmu... Tapi semuanya sirna begitu saja!
Aku
mErasa sakit yang teramat sakit saat
kau berpacaRan dengan orang yang
selalu membully ku!
Aku
hanya membencI mereka! Tapi maaf
jika kini aku harus membeNci mu!
Semoga
kau bahagia bersama dia! Dengan kamu mengajak ku biCara saja aku sudah sangat merasa senang”
Print
out itu tertuju untuk Steven Arnold Kenjiro. Mr. Nightmare rupanya tidak akan
memberikan kepada Arnold secara langsung melainkan menyelipkannya ke dalam
locker Arnold.
“Chatrine!
Ngapain loe berdiri di depan locker Arnold?” Tanya Lucas (salah satu teman
Arnold)
“Enggak
kok.. i..i...ini cuma lewat aja!” Jawab Chatrine.
Setelah
Chatrine pergi meninggalkan locker Arnold, Arnold pun datang dan langsung
dihampiri oleh Lucas.
“Tadi
si Chatrine berdiri di depan locker loe bro!”
“Ngapain?”
Tanya Arnold
“Entah..
Gue tanyain dan dia cuma jawab kalo cuma lewat.. “ Jawab Lucas
“Ya
udah biarin aja lagi!”
“Tapi
kelihatannya aneh banget bro!” Sambung Lucas
“Halah!
Udah gak usah dipikirin!”
Arnold
yang tidak mengambil pusing langsung ditinggalkan oleh Lucas. Saat Arnold
membuka locker, ia menemukan kertas print out yang terlipat rapi. Arnold
membaca kata demi kata, ia merasa bingung karna sebelumnya ia merasa kalau ia
tidak memiliki Secret Admirer.
“Siapa
yang ngirim ini ya?” Tanya Arnold
“Tapi
kok cara pengetikannya aneh ya?”
Ruang
Bawah Tanah kini berbeda dari biasanya. Banyak kertas-kertas berserakan
dimana-mana dan berserakan pula foto-foto sebuah persahabatan yang telah
dirobek-robek. Namun masih ada beberapa foto yang tidak Mr. Nightmare robek.
Mr.
Nightmare ingin mengakhiri semuanya, namun ia bingung harus bagaimana
memulainya. Akhirnya ia merekam diri nya dengan sebuah Handycam.
“Gue benci kalian! Gue mau ngabisin sisa
hidup gue sama orang yang gue cintai.. Tapi apa? Laki-laki itu telah lama pergi
dan mungkin di dunia sana ia sudah bersama orang lain!! Inget surat itu!! Surat
itu emang buat elo Steven Arnold Kenjiro! Kata-kata itu buat Andi!! Buat orang
yang udah loe bunuh dengan cara loe putus rem motornya!! Kalian keterlaluan!!
Salah Andi apa? Karna Andi deket sama Alle? Orang tua Alle dan orang tua Andi
itu udah temenan lama! Dan gue sebagai pacarnya, gue gak terima dengan
perlakuan loe ke Andi!! Buat Alle!! Gue benci sama orang yang sering ngebully
gue!! Sakit lle!! Tapi tenang, nanti malem loe bakal habis sama gue!! Dan satu
lagi buat loe Ana!! Gue sebenernya gak mau mentargetkan elo sebagai korban gue
karna loe jarang banget ngebully gue.. Cukuplah buat gue maafin. Tapi gue masih
inget kalo loe itu gabungan dari sekongkolan manusia-manusia biadab!! Tenang..
loe bakal gue jadiin target terakhir setelah Allesia Stefani and Steven Arnold
Kenjiro!! Hahaha” Rekam Mr. Nightmare
Malampun
tiba, sesuai rencana, Alle sedang pergi keluar rumah untuk mencari makanan
ringan karna ia akan kedatangan pacar dan sahabatnya. Kebetulan papa dan mama
Alle pergi keluar kota dan pembantu Alle izin pulang kampung karna ada urusan
keluarga yang tidak bisa ditunda.
“Guys,
gue tadi nemu ini surat di locker gue”
“Sini
gue bacain aja!” Balas Ana dengan merebut kertas tersebut dari tangan Arnold
“Eh,
itu kok cara pengetikannya beda ya?” Tanya Allesia
“Iya..
coba kita jadiin satu itu huruf-huruf yang gede-gede sama Nightmare nya”
Sambung Arnold
“H-T-Nightmare-A-E-R-I-N-C”
Balas Ana
“Nightmare
pisah guys!” Sambung Alle
“H-T-A-E-R-I-N-C
kalo dibalik juga masih aneh... C-N-I-R-E-A-T-H” Jelas Arnold
“CHATRINE!!!
Ya ini berarti CHATRINE NIGHTMARE!! CHATRINE mimpi buruk?” Jelas Ana
“What??”
“Iya
itu gue!! Gue dalang dibalik semuanya!! Dan sekarang loe harus mati!!” Bentak
Chatrine sambil mengeluarkan pisau yang ia gunakan untuk membunuh Pradita,
Felly, dan Kiki.
“Kok
loe bisa masuk? Lewat mana?” Tanya Allesia
“Gak
usah banyak tanya loe!! Sebelum kalian mati, kalian harus tau rekaman ini”
Jawab Chatrine dengan memberikan Handycam yang ada di dalam tasnya.
Setelah
mereka sama-sama memlihat rekaman tersebut, mereka kini mengerti siapa dalang
dibalik semuanya dan apa alasan Chatrine untuk membalas dendam,.
“Freak!!”
Teriak Ana
“Emang!!
Emang gue Miss Freak.. Miss Crazy!! Miss Freak yang kalian kenal adalah Mr.
Nightmare yang telah membunuh sahabat-sahabat kalian! Hahaha!!” Bentak Chatrine
“Jadi
loe pacar Andi? Gak nyangka ya loe bisa jadi Freak and Crazy like that!
Chatrine yang gue kenal gak gini!! Chatrine, please loe maafin kita” Jelas
Arnold
“Iya
gak gini.. gue yang kalian kenal cuma Miss Freak yang bisa kalian suruh-suruh
buat ngerjain tugas-tugas dan PR kalian! Gue tertekan guys! Gue juga mau
bahagia.. gue gak mau dibully!!” Jelas Chatrine sambil menyabar kepala Alle
dengan pisau nya.
“Alle!!”
Teriak Ana
“Hahaha!!
Kini Alle sudah tiada!! Sekarang giliran elo Arnold!!!” Bentak Chatrine dengan
menancapkan pisau nya ke perut Arnold.
Tiba-tiba
keramaian terdengar dimana-mana dan banyak polisi yang sudah menyiapkan
senjatanya dan menodongkan senjata mereka ke Chatrine.
“Chatrine,
dari awal gue udah curiga, gue ngebuntutin elo sampe ke rumah loe! Dan gue tau
semua nya! Gue gak berani sendirian nyerang elo karna loe itu udah kena
gangguan kejiwaan!! Sekarang loe harus dipenjara Chatrine!! Loe udah makan
korban banyak!!” Jelas Lucas
“Lucas..
please tolongin gue.. gue takut..” Pinta Ana
“Letakkan
senjata anda atau..”
“Atau
apa? Mau nembak? Silahkan pak!! Gue emang gila!! Gue gila karna gue mau balas
dendam gue dan Andi ke mereka!!” Jelas Chatrine
Seketika
itu juga, sebuah peluru tertembak dan tepat terkena di jantung Chatrine,
jantungnya sudah tidak berdenyut lagi dan kini Chatrine sudah meninggal dunia.
Chatrine meninggal bersamaan dengan Allesia dan Arnold. Mereka Tidak dapat
tertolong kembali.
5
Tahun kemudian
“Saat membuka masa lalu, aku sangat takut
jika Chatrine yang selanjutnya hadir kembali ke dalam hidup ku. Aku sudah
terlanjur bahagia bersama suami ku (Lucas Pratama) dan kami telah dikaruniai
anak bernama Sovia yang baru berumur 5 bulan. Kini masa-masa itu hanya dapat ku
tuangkan kedalam sebuah novel. Dan kini novel tersebut hanya ada satu cetakan
dan cetakan itu ada di tangan keluarga ku. Aku tak ingin mengumbar masa suram
ku kepada orang lain..” Ana Federica.
The End
“Berkacalah sebelum
kalian ngejudge seseorang. Apakah kalian sudah lebih baik dari orang tersebut?
Dan apakah kalian sudah siap dijudge balik dari sisi kekurangan anda?” Yohanna
Adys
Karya : Yohanna Adys
Follow My Twitter ya... :) @yohanna_adys